Saturday, November 30, 2013

belajar

waktu sedang memakanku
cahaya mentari tak lagi datang menyeruak
awan tertoreh
airnya jatuh membuak buak

seperti membisik menyedar
ada syukur dalam setiap hujan menguyup sukar
ada hambur dugaan untuk aku terus belajar.

dan aku tanyakan pada dunia,
“apa kau sudah tidur lalu membiarkanku begitu saja?”

kemarilah, 
bentes kakiku dari belakang
aku pengen jatuh tak terselamatkan.

biar saja aku tahu bahwa
kau itu benar benar cuma keraguan
yang mengampuh jiwa
untuk tetap menarik tanganku kepada tuhan.

sagat lututku berdebu darah
aku pengenkan luka parut mecatat marah.

biar bisa aku ingat bahwa
kau itu benar benar cuma daratan tanah
dengan butir butir beban tajam
yang mencabar asaku agar gak pernah menyerah.

waktu 
masih memakanku
sedikit 
sedikit
menyuntuk tanpa jemu

dan janji janji yang belum kupenuhi
sedang ditutup sang puji puji yang mengangkatku tinggi.
--segalanya cuma ketakutan murah yang cuba merajai hati.

tetap kekal kucarikan
syukur dalam setiap hujan menguyup sukar
dan tetap kuharap hambur dugaan untuk aku terus belajar.

sejauh ini,
aku tak mahu cahaya bulan bintang
untuk jadi bait puisi penyuluh jalan,
aku cuma mahu merasa sakit;

terus lagi dijatuhkan Tuhan untuk disedarkan.



"tentang menyedari bahawa jatuh dan kesakitan itu yang buat kita belajar"

puisi yang terinspirasi dari lagu bertajuk 'belajar' oleh Wani Ardy.
muziknya dimainkan oleh Ikmal Ibrahim, terima kasih. 

untuk pentas 'Expressive Art Therapy', UIA Gombak. video di sini.

Thursday, October 10, 2013

terima kasih kekasih

kopi yang kuhirup kehilangan rasa
ketika melihatmu di depan mata.

betapa hebatnya
perasaan membesikan lidah
hingga setenang mana pun
tak bisa lagi menyubur bicara mengolah bahasa
bila
kau katakan padaku
kau terima.

terima kasih kekasih,
aku ketagihan cintamu

serta merta.

Tuesday, October 1, 2013

awan Pantai Ivory untuk perempuan di kejauhan

gumpalanmu menggebu
bumbungi hari perempuan di kejauhan

untukku yang dijarak waktu
dan tak mungkin dapat memelukmu, bercukuplah 
diganti dia, berilah senyuman

moga kapas kapasmu
bisa mengempuk angannya
yang mau berbaringan padamu mengimpikan
tenang tenang hati
sesempurna
kewujudanmu tanpa cela.

Sunday, September 8, 2013

temujanji

tanpa hujan,
sore kelmarin
begitu tenang,
tatkala di sisiku
kau bicara panjang.

tapi
awan seakan tersimbah hitam,
langit rusuh kembali bergendang,
sesudah malam
kuhantar kau pulang.

Wednesday, July 17, 2013

bangkit

ada bunyi 
titis air hujung balkoni
rusuh kereta lori silih ganti
matahari hampir datang basuh pekat malam
cengkerik sudah sunyi
ayam belum kokok
anjing belum gonggong
digebari dunia di pinggir masa, usai suara syurga dilaung laung.

apa cukup kau cuma berbaringan
memanah mata
pada tikar subuh yang masih tergantung?

Wednesday, June 5, 2013

hubung

perempuan, 
pernah ku jumpa.
nombor mudamu cukup sarat dengan tanya tanya.

aku tak boleh untuk tidak menegurmu;
itu pinta ibuku
itu pinta ibuku.

jujur tanpa ada yang tahu aku terlalu menginginkan 
harap harapnya
nanti kan punya waktu

aku takkan boleh untuk tidak mencintaimu;
bukan kerna ibuku
bukan kerna ibuku

sepenuhnya 


kerna kamu.



Obhur, Jeddah.

Saturday, May 25, 2013

bukan adiwira

habiskan dulu bahasamu
sebelum aku perlahankan perasaan hati 
membenci langkah kaki beriring bagasi
lalu berhenti

sekadar
berpaling padamu
mengharap sesuatu tertunda pasti

semakin aku bertahan dengan harapan tersimpan
semakin aku tak punya daya meluluhkan jiwa yang sama

aku boleh
terbang laju kalau itu yang kau mahu
aku boleh
dipijak lusuh untuk mendindingmu 
dari sang musuh

tapi untuk jauh dari kamu sesuatu yang tak termampu

dan saat ini terus
bilang saja padaku
mahukah kau 
jantungkan aku dengan perasaan yang sepertinya pernah
merenjat kita waktu dulu

atau terus bilang saja
helah apa lagi harus kuatur
untuk membesikan diri membenteng hadirmu

kerana
sesakti mana pun kuasa yang aku ada
aku kan tetap 
lemah, 
rapuh dan terus terjatuh
bila kau berada di depan mata

asal saja kau tahu
yang terdalam paling hatimu itu
aku tak pernah mahu jadi sang adiwira yang pertama
cuma mahu jadi
yang terakhir kali 
untuk kau lupa

kerna aku 
bukanlah sang adiwira.



untuk pentas Pasar Buku BOCO 8 'Adiwira'. silakan di sini videonya.

Monday, April 22, 2013

gayat

sekalipun
berbekal cintamu mengepakku laju;  

ke langit biru aku kau lambung 
lalu bak bau harum perasaan menguntum,
atau
ke awan kita terbang menari
dengan telapakmu mengeratku di celahan jemari,

aku tetap
merasa gayat
dengan harapan yang mengapung tinggi
selagi jawapan antara kita
tak tersemat

dan tersimpul mati.

Wednesday, March 27, 2013

kemarau pun habis

andai sungguh kau yang tak kuduga;

hadirlah 
sebagai perempuan muda terimbas syurga
berdiri di depan memanah pandang 
ke mataku tajam.

simbahkan aku 
dengan senyummu
dan indah bahasa 
yang kau adun sempurna, 
agar meluntur segala pilu meresap ke dalam rindu, 
sehingga tak kuizinkannya sedikit pun menitis
kubiar menguyup segar hati 
menanda kira tika itu 
kemarau pun habis.

Sunday, March 17, 2013

beri aku sebentar

jauh sekali
tanahku jauh sekali
hingga tak merasa 
bagaimana reput segala raga bila hidupmu terenggut begitu saja.

jadi, beri aku sebentar saja
aku bilang mau sebentar saja, untuk merasa

apa enak tidurmu
tanpa dinding kamar tanpa bumbung rapi 
lalu lolos jahat angin dan bunyi-bunyi melodi yang kau takuti?

apa 'gak silau matamu
dikilas cahaya dikerlip benderang luka menggegar langit sepi lalu menghempas bumi?

jangan gentar sayang, 
perisaikan tubuhmu dengan nama agung pemilik syurga, 
jiwamu kan kalis 
menadah peluru 
tak goyah raung buas senjata

kini wilayah kecilmu hampir binasa
usah lagi kau tunggu pengaman segala

menangislah apa yang mau kau tangiskan
biar mata terus bergenang 
menitis air 
menyubur basah tanah yang kontang.

teriaklah apa yang mau kau teriakkan
biar suaramu membangkit marah 
melawan perit 
mara ke depan tanpa menyerah.

tentang sayang! tentang!
jangan gentar sayang! tentang!
biar darahmu terus 
mencurah sembur 
semangatmu tak lut ditusuk penggempur!

beri aku sebentar saja,
beri aku sebentar saja,
dari jauh tanahku ini
aku mau perisaikan tubuhmu dengan nama agung pemilik syurga, 
agar jiwamu kan kalis 
menadah peluru 
takkan goyah pada raung buas senjata

kan tiba nanti ketikanya
kembali merdu suara Al-Aqsa

selamat tidur wahai sayangku
aman adanya dirimu jauh.



terkadang kita perlu cuba rasa sebentar sahaja berada di tempat mereka, untuk kita merasa bagaimana kuatnya kita pada ketika itu.

untuk anak-anak Gaza yang tak pernah mengalah.
persembahan di 'Malam Suara Al-Aqsa', Kolej Mara Seremban. video klik sini.

Monday, February 25, 2013

jalan terus

cukuplah 
memujuk langit
menunda subuh
memaksa pensil kayu mengarang 
bahasa rindu dalam gebar kasih yang dulu.

teruslah 
jalan terus gagahi tubuh,
hari-hari tenang sedang menunggu.



untuk yang masih dihantui cinta lama dan perasaan tak sampai.

Wednesday, January 30, 2013

perisai syurga

malam-malam kini bulan tersenyum--menunggu hadirnya hari untukmu
mentari pagi sinarnya ranum--merai dua hati yang kan menyatu

ketika kau 
melangkah ke dalam daerah rindu,
cinta memilih kau dan dia untuk bersatu

ketika kau
berbicara ke dalam bahasa sayang,
rahsia tuhan menentukan kau dan dia
akan temui waktu-waktu tenang

waktu yang memisahkan segala
kegelisahan keseorangan.
waktu yang memusnahkan segala
risau diri menunggu si peneman hati.

tataplah indah lekuk rupanya
yang kan bawamu ke syurga.
tetaplah ada untuk dirinya
dalam mimpi dan dalam jaga.

cintai dia sepenuh hatimu
kerana serusuh mana taufan yang datang
kau punya perisai di sisi tanpa jemu.

dampingi dia sejauh langkahmu
biar sekerap mana ribut merobek hati
di sampingmu masih punya bahu menadah airmata itu.

dialah pria penggebar dingin malammu
dialah perawan pemilik rusuk kirimu
dia untukmu tanpa ragu
dia milikmu tanpa ragu

gemilanglah cinta kamu berdua
berpimpinan bahagia meraih syurga.



puisi ini saya tulis dan baca untuk pertama kalinya pada majlis resepsi sahabat saya, Fazleena Hishamuddin dan Amar Amir.

juga untuk semua pasangan yang meraikan alam perkahwinan.

Monday, January 21, 2013

kapal terbang kertas

ada juntaian bayu di matamu
meniup dingin tubuh--mengalun indah lagu merdu

menyadurkan mimpi-mimpi dan perasaan
yang akan kau tumpahkan 
pada keping-keping kapal terbang kertas
agar 'gak pernah pudar 
dan akan terus terlipat kemas

ayuh! lempar padaku 
terbangkan semua satu persatu

serasa 
mendaratkan aku lebih dulu ke negara jauh
meninggalkan tempat jatuh si penyagat luka
melupakan cinta rapuh si penyiat jiwa

percaya aja kataku
menjaraklah kita sejauh mana
kita masih bisa berkongsi bulan yang sama

kita harus saling kekal; tidak melupa

kerna,
bagaimana caranya nanti
untuk aku memperdaya rindu
bila bahasa puisi pun tak bisa lagi bawa aku padamu?

apa mungkin aku 
terus-terus mengintai jendela
pada beribu 
ribu 
ribu 
batu jauh kita?

apa mungkin aku
berbaringan di tanah asing
meneka beribu 
ribu 
ribu 
buruj di langit sama?

dan kemarilah 
kau erat tanganku
menanyakan apa yang tinggal untuk dirimu

"nah, ambil saja hati ini
untuk kau simpan dan jaga rapi"

kita harus saling kekal; penuh percaya

               percayalah..
               walau kita menjauh, aku tetap di sini
               merenung bulan di awan
               rembulan yang tetap sama..

               kemarilah..
               genggam erat tanganku, hanya ini untukmu
               setia tuk menantiku
               kan kembali kepadamu..

seperti 
kapal terbang kertas yang tak terbang tinggi
seperti itulah menanda kira 
aku janji akan tetap kembali



puisi ini saya tulis khas untuk semua yang mendengar cakap-cakap saya, menonton persembahan pentas saya, dan yang membaca tulisan-tulisan saya dari 2009 hingga ke hari ini. terima kasih.

"tentang aku yang mahu terbang ke negara jauh, membawa harapan dan jiwa-jiwa semua yang selama ini menyokong"


di sini video pentas Pasar Buku BOCO 7. silakanlah.


senikata korus oleh Lah Fauzi