punya lagikah bahasa rindu
yang kau ajar aku diam
bertinggung kaki
menganduh sabda sabda
cinta yang telah mati.
dan ranjang
pegun tak lagi bergasak merdu
saat kau beradu
disisi mencumbui
aku beribu kali.
punya lagikah rindu
saat kau melepas tanganku
paling dan berlalu.
hermmm
ReplyDeletemacam dah tak paham lak kali ni..
rindu masih disisi, meski jari-jemari tidak bersemi..
ReplyDeleteaku mungkin melepaskan tanganku..
ReplyDeletenamun tidak pernah aku berlalu..
masih di sini memandangmu..
aLy: hehe =)
ReplyDeleteaiuem: thanx klu rindu itu utk aku.
che kechik: trimas yg amat.aku hargai =)
rindu tu ada
ReplyDeletebagi mereka dambakan rasa
jika hangat masih membara
mampu bakar selimut putih
thanks Khazwani =)
ReplyDeletejika rindu itu
ReplyDeletebukan perasaan untuk mu lagi
buka kan mata
pekak kan telinga
dan cari rindu lain di luar sana :p
aku masih punya lagi rasa itu, walaupun dia tiada..
ReplyDeleteimraned: wahh pesanan ringkas tegas.
ReplyDeleteel akira: benar kuat rindu kamu ya.
thanx semua!
Rindu itu seni. Seni bagamana manusia mengelola rasa abstrak tentang suatu hal yg juga sama-sama abstraknya.
ReplyDeletesalam,
ReplyDeletesyabas saudara..
biarpn baru mengikuti perjalanan puisi seni saudara...
ahhh...
ada jiwa ditinggalkan di situ....~~~
apart of nice poem =)
ReplyDelete