aku tetap
pengen
membayangkanmu duduk di depanku.
sekalipun
telapakmu
belum mampu lagi menyebak
rambutku
yang sedang menutupi dahi,
setidak-tidaknya
hujung
jarimu bisa
mengesati
misai nipis pada bibir
yang terbentuk
dek buih latte
yang
kuhirup tadi.